I created this blog to share my opinions, stories, recommendations, etc. I hope you find it useful!

Kekuatan Beres-Beres Kamar



Tulisan ini mungkin tidak akan relate bagi semua orang tapi saya tetap ingin membagikannya. Meski begitu, saya juga meyakini bahwa banyak orang yang mungkin saja sudah lebih dulu merasakan manfaatnya. Tak hanya bagi mereka yang hidup sebagai anak kos, saya berharap tulisan ini juga bisa memberi manfaat kepada banyak orang dengan latar belakang apapun. Ini hanyalah pengalaman pribadi, bukan sebuah riset bertahun-tahun, jadi jika tidak sesuai dengan ekspektasi kalian, mohon diabaikan saja.

Pernahkah kalian merasa kelelahan setelah bekerja sepanjang hari? Tak hanya lelah secara fisik, banyak diantara kita juga lelah secara mental setelah menghadapi berbagai drama di kantor, pekerjaan yang menumpuk, hubungan yang sedang tidak baik dengan partner kerja bahkan dengan orang-orang terdekat kita. Disaat-saat yang terpuruk seperti ini, salah satu hal yang setidaknya kita butuhkan adalah menjauh dari keramaian dan istirahat di kamar tanpa gangguan siapa pun.

Tapi, apa jadinya ketika kamu kembali ke kos untuk istirahat namun yang kamu temui adalah kamar kotor yang sangat berantakan? Percayalah, yang kamu dapat setelah melihat kamar kotormu itu hanyalah energi buruk. Lelahmu semakin bertambah-tambah, semangatmu semakin kendor dan ujung-ujungnya energimu sudah habis lebih dulu sebelum sempat membersihkannya. Akhirnya kamu tertidur di kamar yang kotor dengan mood yang tidak membaik. Sialnya, pola seperti ini bisa terjadi dalam kurun waktu yang lama.

Ingat, ini bukan perkara kita memiliki gaya hidup yang kotor atau bersih tapi ini adalah persoalan tentang membersihkan yang sudah terlanjur kotor. Perlu diketahui bahwa ketika kita menyadari sesuatu kotor, maka sebenarnya otak kita juga memahami apa itu bersih. Namun, pada kondisi tertentu kita seperti tidak punya waktu untuk beres-beres karena berbagai hal, termasuk kelelahan dan stress yang kita alami. Persoalan selanjutnya adalah kapan kita akhirnya mau membersihkan yang kotor itu?

Saya pernah kembali dari kantor lalu menemui kamar saya dengan kondisi yang sudah tidak karu-karuan. Lantainya kotor, kasur berantakan, baju kotor menumpuk, banyak peralatan yang sudah tidak pada tempatnya, di langit-langit bahkan sudah ada jaring laba-laba, piring bekas makan saya kemarin bahkan 3 hari sebelumnya belum dicuci, kamar mandi yang berantakan dengan lantai yang hanya disikat seadanya, bau kamar yang tidak sedap hingga udara yang sangat pengap. Setelah saya lihat-lihat, dibeberapa sudut kamar juga kondisinya lembab yang membuat cat dinding kamar saya memudar dan kotor. Intinya sangat kacau balau. Semua itu tentu bukan tanpa sebab. Beberapa bulan terakhir saya memang cukup stress, banyak planning yang berantakan, pekerjaan yang menumpuk, hubungan dengan beberapa orang yang memburuk dan banyak hal lainnya. Saya hanya menjalani hari sebagai rutinitas dan sama sekali tidak produktif. Tumpukan masalah-masalah itu benar-benar menutup niat saya untuk beberes. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, energi kita sudah habis terlebih dahulu sebelum sempat membersihkannya. Ditengah-tengah kekacauan itu, saya bahkan harus bekerja ke luar kota dan meninggalkan kos dengan waktu yang cukup lama. Akhirnya, kamar yang kotor semakin kotor.


Source: Generated by ChatGPT

Pada akhirnya segala sesuatu yang tidak baik harus diakhiri. Saya mulai mengakhiri kekotoran ini dengan mengambil langkah pertama. Saya menghubungi pemilik kos dan meyampaikan permintaan agar kamar saya dicat ulang karena dibeberapa bagian sudah tampak kotor dan memudar. Tanpa banyak drama, pemilik kos langsung menjadwalkan tukang untuk mengecat ulang kamar saya. Singkat cerita, kini dinding kamar saya sudah tampak lebih bersih dengan cat yang baru. Namun, ini baru dindingnya saja. Ditengah-tengah kamar berukuran 3 × 4 meter itu, terlihat sangat berantakan dengan tumpukan barang yang banyak. Maklumlah, tukangnya menggeser semua barang-barang saya ke tengah kamar agar dia leluasa untuk mengecat.

Urusan saya dengan tukang cat selesai. Sekarang saya berurusan dengan tumpukan barang-barang yang saya sendiri pun bingung, kenapa bisa sebanyak ini? Tapi tidak apa-apa, akan saya bereskan. Jujur saja, ketika saya melihat kamar saya dengan cat yang baru, mood saya sedikit membaik dan cukup bersemangat untuk beberes. Saya mulai dengan menyortir mana saja barang yang masih saya perlukan dan mana saja barang yang sudah seharusnya saya buang. Disini saya menyadari bahwa saya kerap kali mengumpulkan barang yang sebenarnya tidak benar-benar saya butuhkan. Contohnya adalah paper bag, kotak-kotak produk dan yang lainnya. Saya membuang semua barang-barang itu dan hanya menyisakan barang-barang yang saya butuhkan. Tentu saja saya belum mampu melakukan hal se-ekstrim yang dilakukan oleh Fumi Sasaki dalam bukunya yang berjudul “Goodbye, things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang” dimana dia membuang barang-barangnya dalam jumlah yang sangat banyak.

Kegiatan sortir menyortir selesai. Kini saya membersihkan setiap barang yang tersisa. Debunya sunggulah banyak menandakan bahwa saya telah mengabaikan mereka cukup lama. Setiap barang saya susun dan tempatkan dengan benar untuk mendapatkan lay out terbaik. Saya mengganti seprai kasur dan sarung bantal, memasukkan baju kotor ke plastik untuk dilaundry, mencuci piring kotor yang bertumpuk, menyapu dan mengepel lantai, membersihkan kamar mandi dan lain sebagainya. Tak terasa saya sudah menghabiskan waktu berjam-jam dan hasilnya adalah kamar saya tampak sangat berbeda. Sekarang saya sangat menyukainya, semangat saya bertambah-tambah. Namun yang lebih luar biasanya adalah dampak positif yang saya dapatkan setelah beres-beres kamar ini. Sesuatu yang saya tidak pernah duga sebelumnya.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kepulangan saya ke kos tidak lagi disambut dengan kamar bak kapal pecah. Ketika saya membuka pintu, mood saya langsung membaik. Saya disambut dengan buku-buku yang tersusun rapi di rak. Buku itu sudah saya kelompokkan dengan beberapa kategori, buku yang belum dibaca sama sekali, buku yang sudah selesai dibaca dan buku yang sedang dibaca. Saya melihat kasur tampak sangat rapi, seprai dan sarung bantal dengan motif yang sama serta selimut yang terlipat sempurna. Meja kerja saya tampak luas setelah membuang banyak barang yang selama ini memenuhi meja tersebut. Piring dan gelas tersusun rapi pada rak piring. Tumpukan baju kotor tidak terlihat lagi pada keranjang. Peralatan mandi saya berjejer dengan rapi di kamar mandi. Lantai kamar terlihat bersih mengkilap begitu pula dengan dinding-dindingnya. Udaranya wangi dan segar. Ini adalah tempat pelarian yang sempurna.

Source: Generated by ChatGPT

Tak hanya memberi pemandangan yang indah, ternyata kamar yang sudah dibereskan ini juga mempengaruhi saya secara mental. Apakah dengan kamar yang bersih masalah saya langsung hilang? Tentu saja tidak. Tapi setidaknya, ketika saya ingin menghindar dari keramaian dan beristirahat, kamar ini mampu menjadi tempat ternyaman. Misi untuk beristirahat tanpa terganggu bisa terwujud di kamar yang bersih ini. Ketika saya memasuki kamar, wajah saya tidak lagi masam. Hebatnya lagi, banyak kebiasaan positif yang justru muncul saat kamar saya terlihat bersih dan rapi.

Dulu, ketika merasa lelah pulang dari kantor, saya sering kali langsung merebahkan tubuh di kasur. Sekarang tidak lagi. Jika saya ingin rebahan, saya wajib ganti baju dan mandi atau setidaknya mencuci kaki dan tangan. Rasanya saya tidak ikhlas kalau harus mengotori kasur dengan pakaian yang sudah bercampur dengan debu dan keringat. Selain itu, ketika saya selesai makan malam, saat itu juga piring yang saya gunakan langsung dibersihkan sehingga tidak ada piring kotor yang menumpuk. Lagi-lagi, saya seperti tidak tega jka kamar bersih ini harus kotor kembali.

Sebelumnya, saya selalu berangkat ke kantor dan meninggalkan kamar dengan kondisi yang berantakan. Namun, sejak beres-beres yang saya lakukan, saya selalu meluangkan waktu untuk beberes dipagi hari. Tujuannya sederhana, saya ingin kembali dari kantor dan disambut oleh kamar yang bersih dan wangi. Saya tidak mau menunggu kamar ini sampai menjadi kapal pecah lagi baru dibersihkan. Sampai dititik ini, tanpa disadari saya sudah terkena efek domino yang sangat nyata.

Begini efek domino yang saya rasakan. Tujuan awal saya adalah bagaimana caranya mempertahankan kamar ini agar selalu tetap bersih kapan pun saya memasukinya. Salah satu caranya adalah dengan wajib beres-beres dipagi hari sebelum berangkat ke kantor. Jika ingin beres-beres dipagi hari maka saya harus bangun lebih awal. Jika ingin bangun pagi lebih awal, maka saya harus tidur malam lebih awal juga. Dua hal tersebut berhasil saya lakukan. Efek nyata yang secara tidak langsung juga saya dapatkan adalah saya tidak pernah lagi begadang dan terlambat ke kantor ditambah tubuh saya juga menjadi lebih fit setiap harinya.

Efeknya tidak sampai disitu saja. Saya menjadi terbiasa bangun pagi dan langsung beres-beres. Nah, ketika saya selesai beres-beres, saya masih punya jeda waktu yang cukup banyak sebelum bersiap ke kantor. Jeda waktu tersebut saya gunakan untuk membaca buku atau olahraga atau bahkan keduanya secara bergantian. Jika diurutkan maka prosesnya akan menjadi: bangun pagi beres-beres baca buku olahraga berangkat ke kantor. Ingat, tujuan awal saya adalah untuk mempertahankan supaya kamar kos ini tetap bersih dan wangi. Tapi kalian bisa hitung sendiri seberapa banyak kebiasaan baru positif yang berhasil saya terapkan.

Belum berhenti sampai disitu. Sekarang saya menjadi konsisten baca buku dan olahraga. Karena saya sudah konsisten olahraga, saya mulai memikirkan berapa berat badan ideal saya dan seperti apa pola makan yang baik? Begitu juga dengan baca buku, saya semakin rajin mencari buku-buku yang menarik untuk dibaca. Hebatnya, saya melakukan itu semua dengan senang hati, tanpa ada ekspektasi dan tekanan apapun. Semuanya mengalir begitu saja.

Saya sendiri meyakini segala sesuatu yang baik akan mendatangkan kebaikan juga. Beres-beres kamar adalah kegiatan kecil yang baik yang menghasilkan lingkungan bersih dan nyaman. Rasa nyaman mendatangkan mood yang baik. Mood yang baik mendatangkan pikiran yang jernih dan positif. Pikiran yang jernih dan positif membuat kita melihat dan menyikapi sesuatu menjadi lebih baik dan terstruktur. Pemikiran yang terstruktur membuat kita menjadi lebih produktif.

Sekarang saya menjalani hari-hari jauh lebih baik dari sebelumnya. Meskipun dihari libur atau weekend saya tetap bangun pagi seperti biasanya. Jujur saja, kebiasaan tidur dan bangun yang teratur ini sangat mempengaruhi banyak hal, termasuk memaksa saya untuk selalu produktif meskipun di hari libur atau weekend. Dulu, ketika ada libur saya selalu begadang dan bangun kesiangan serta bisa menghabiskan waktu dengan hanya scroll Tiktok dan makan. Sekarang, saya mengisinya dengan berolahraga, membaca, mencuci pakaian, menonton film-film bagus, menulis dan yang lainnya. Pada tahap ini, kita tidak perlu membandingkan produktivitas kita dengan orang lain, cukup bandingkan dengan diri kita yang sebelumnya, maka kita akan mulai mengapresiasi diri sendiri.

Oh iya, sebelum beres-beres kamar ini, semua pakaian kotor saya selalu dilaundry kecuali pakaian tertentu. Namun semenjak saya konsisten untuk beres-beres kamar, saya menjadi cukup terganggu jika melihat baju kotor menumpuk, sehingga saya putuskan untuk mencuci pakaian sendiri per 3 hari sekali. Kini saya tidak ketergantungan lagi dengan tukang laundry. Selain membuat tubuh saya bergerak lebih banyak, mencuci pakaian sendiri juga membuat saya sedikit berhemat.

Menariknya lagi, ada momen dimana saya selalu memperhatikan meja dan rak-rak buku saya apakah ada debu atau tidak. Padahal sebelumnya debunya sampai menebal karena diabaikan. Saya bahkan sengaja menaruh sebuah kemoceng didekat rak buku  untuk mempermudah saya bersih-bersih kapanpun saya mau. Saya sampai sebegitunya untuk mempertahankan kamar saya tetap bersih dan nyaman.

Saya menyadari bahwa perubahan besar tidak selalu datang dari hal-hal besar. Dia bisa datang kapan saja dengan cara apapun. Sesederhana hanya beres-beres kamar, namun dampak yang saya dapatkan sangatlah banyak. Saya menjadi punya pola bangun tidur yang teratur, pola makan yang sehat, konsisten olahraga dan membaca buku. Saya juga menjadi lebih produktif dengan lebih rajin menulis, menonton film-film bagus, mencuci pakaian sendiri dan konsisten untuk bersih-bersih. Secara mental, pikiran saya menjadi lebih positif, mood menjadi lebih stabil dan selalu berusaha melihat sesuatu dari berbagai perspektif.

Ini hanyalah sebuah perjalanan kecil untuk keluar dari lingkungan yang “kotor”. Coba lihat kamarmu! Apakah ruang kecil itu sudah seperti yang kamu harapkan? Jika belum, saatnya beres-beres untuk kehidupan yang lebih baik!

0 Comments:

Posting Komentar